dari
BAHASA
AIR MATA
sampai
SENIN
KELABU

PENGANTAR
Menulis buku bersama merupakan hal yang sedikit runyam.
Apalagi penulis dari usia yang berbeda. Ada kebiasaan yang berlaku, generasi
tua menyepelehkan generasi sesudahnya. Begitu juga sebaliknya. Namun dalam buku
ini, dua penulis dengan usia yang terlampau jauh rentangnya dapat bersatu dalam
sastra. Ternyata generasi muda ataupun tua dapat terpadu dalam satu dunia yang
namanya: sastra.
Alasan bahwa yang muda lebih produktif dan yang tua kurang
produktif tertampik dalam buku kumpulan puisi yang dicipta oleh dua penyair
dari selatan Minahasa ini. Karya mereka adalah bukti bahwa lahirnya sebuah
karya karena ada kehendak untuk berkarya. Bukan karena faktor usia. Jadi,
mulailah dulu dengan berkehendak. Selanjutnya mulai menuangkan perasaan anda
dalam bentuk tulisan. Apakah nanti tulisan anda dipublikasikan atau tidak, itu
urusan di belakang.
Kiranya contoh yang sudah ditunjukkan oleh dua penyair ini
bisa menjadi buah-buah inspirasi di waktu yang akan datang.
UCAPAN TERIMA
KASIH
H.B. SONDAKH
Yang pertama, saya mau mengucapkan syukur kepada Tuhan.
Dialah yang menjadi sumber berkat. Tak dapat dibalas apa yang dibuatNya bagi
saya hingga lanjut usia.
Ada banyak orang yang membuat mungkin sehingga karya ini
boleh anda baca sekarang. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Betty
Mogogibung, istri yang tercinta, yang sudah setia mendampingi saya selama ini.
Saya bisa berkarya hingga kini karena dia. Terima kasih juga kepada anak-anak
yang senantiasa memberikan dorongan dan penguatan.
Terima kasih pula kepada para guru-guru dan pegawai di SMP
Kristen Tondei yang telah menjadi pembaca pertama buku ini. Ikut membaca
berarti anda sudah ikut mewujudkan tujuan negara, yakni mencerdaskan kehidupan
bangsa. Bagi yang tak disebut namanya, jangan kecewa. Terima kasih. Semua
sumbangan anda begitu bernilai.
Iswan Sual
Tanpa orang lain, mustahil karya ini boleh ada di tangan
pembaca. Alam adalah sumber inspirasi. Orang-orang adalah sumber inspirasi.
Saya mau mengucapkan terima kasih saya kepada bapak H.B. Sondakh yang sudah
bersedia menerima tawaran saya menulis buku puisi bersama. Beliau adalah salah
satu guru yang saya kagumi. Banyak memberi inspirasi. Meskipun itu kelihatan
sepeleh. Tapi semua itu mampu menjelma menjadi karya yang saya anggap besar ini.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Della. She is
wonderful. Saya beruntung dia menjadi pendukung yang setia. Dia
memberikan masukan berharga dalam pembuatan buku ini. Dialah yang merancang
sampul buku ini sehingga kelihatan lebih kena dengan judul. You are a talented book cover designer.
Masih banyak orang yang telah berkontribusi, tapi tak bisa
disebutkan satu per satu. Terima kasih untuk semuanya.
Buku ini
kami persembahkan untuk
Siswa-siswa SMP Kristen Tondei
-Multa petentibus desunt multa-
-Horace-
(Ia yang menginginkan banyak, tidak akan pernah
puas)
Kumpulan
Puisi
karya
H.B. Sondakh
Bahasa air mata
Tahun 2011
telah pergi
dan tak akan
pernah kembali lagi
tangisan,
penderitaan, ketakutan,
dan
kedukacitaan, serta keputusasaan
mewarnai pengalaman
perjalanan sepanjang tahun 2011
Tahun 2012 kini sementara kita tapaki
Kecerahan dan kebahagiaan serta
ketenangan menjadi dambaan di tahun 2012
Kenyataannya…pada permulaan perjalanan
di tahun 2012 ini,
Nampaknya…berlaku lain dari yang
diharapkan
Praktek
korupsi, kehilangan kepercayaan masyarakat
kepada
pejabat
Pelecehan
hukum, krisis ekonomi dan lain-lain
ternyata
masih mewarnai tahun 2012
Suami
sebagai kepala rumah tangga
membiarkan
tanggungjawab dalam keluarga
Isteri
sebagai ibu rumah tangga
mengabaikan
tanggungjawab mengatur dan mendidik anak-anak
Anak-anak
berlaku tidak mendengarkan nasihat orang tua,
berlaku
brutal dan acuh tak acuh
Hal-hal
demikian diterjemahkan dalam bahasa air mata
Pejuang kemerdekaan yang masih hidup
dan ada hingga kini
Oleh generasi kini
dianggap enteng dan meragukannya
dan tidak percaya
Kendatipun generasi kini
tinggal mengecap hasil pejuang kemerdekaan RI
Mempertaruhkan jiwa dan raga di medan
perang
merebut kemerdekaan dari kaum penjajah
Semuanya
karena pejuang kemerdekaan RI
yang
berjuang tanpa pamrih
Kebanyakan
pejuang yang telah gugur di medan perang
sekarang
tinggal kerangka bercampur debu
Walaupun
demikian…para pahlawan berseru
kepada
generasi kini, Ibu pertiwi Indonesia
ternyata masih
banyak rongrongan dari dalam dan luar
Sebab itu
para pahlawan berseru dari dalam debu tanah…
Walaupun
kami tinggal kerangka bercampur debu,
tetapi kamu
generasi kini
Mengecap
hasil jerih payah kami
yang telah
korban jiwa dan raga
Karena
merebut kemerdekaan RI
dari kaum
penjajah yang menginjak martabat bangsa
Teruskanlah
perjuangan kita
dan isilah
kemerdekaan RI dengan hal-hal kebaikan
Walaupun
kami sampaikan ini
melalui
bahasa air mata yang dari debu tanah
Maju terus
pantang mundur hai kawan-kawan kami
yang masih
hidup dan masih ada
Tingkatkan
semboyan perjuangan ”merdeka atau mati”
Singkirkan
perongrong kemerdekaan yang abadi RI
Ciptakan
kemerdekaan Indonesia yang aman,
damai dan
sentosa selama-lamanya
Pahlawan Pendidikan
Aku, terpanggil melihat keterbelakangan
Pendidikan anak bangsa yang sangat memprihatinkan
Dengan memperhatikan tema pendidikan
“Membangun manusia seutuhnya”
Dengan pengetahuan yang kumiliki
Aku maju berjuang membangkitkan semangat anak bangsa
Dengan bekal ilmu yang
kumiliki
Aku memberi diri dan jiwa
ragaku
Untuk membekali anak
bangsaku
Dengan bekal pendidikan,
ilmu pendidikan
Serta budi pekerti dan
moral yang tinggi
Dengan susah paya aku berhadapan
Dengan anak-anak bangsa
Walaupun menghadapi banyak tantangan dan kendala
Dari dalam maupun luar pendidikan
Itulah romantika seorang naradidik
Dalam ketulusan dan keikhlasan
Dengan tidak membuang waktu yang dianugrahkan pencipta
Berkat ketulusan dan
keikhlasan sebagai naradidik
Aku dapat menciptakan
anak-anak bangsa
Berprestasi, maju dan
berguna di tengah bangsa dan negara
Walaupun seorang naradidik
anak bangsa
Hanya dijuluki “pahlawan
tanpa tanda jasa”
“Dari dalam gelap terbitlah terang!”
Kata seorang puteri bangsaku
Prihatin martabad bangsaku
Diinjak-injak dan dilecehkan kaum penjajah
Pejuang pahlawan
kemerdekaan RI
Di kala
fajar pagi menyingsing di sebelah timur
Nampaklah
langit merah membara
Bangkitlah
semangat putera puteri bangsaku
Mengenang
tindakan dan perlakuan
kaum
penjajah terhadap bangsaku
Martabat
bangsaku diinjak-injak oleh kaum penjajah
Dengan tekad serta persatuan dan kesatuan
puteri-puteri bangsaku
Bersatu menyingsingkan lengan baju dan maju berperang
Mengusir kaum penjajah di bumi persada Indonesia tercinta
Dengan
bersenjatakan golok dan bambu runcing
Puteri
puteri bangsaku maju dan tak gentar berperang
melawan kaum
penjajah
Menghadapi
persenjataan kaum penjajah yang sangat modern
Putera
puteri bangsaku bertempur mati-matian
dengan
semboyan “merdeka atau mati”
demi kemerdekaan
yang abadi negera
kesatuan
republik Indonesia tercinta
Putera puteri bangsaku banyak yang gugur di medan perang
Mempertaruhkan nyawa
demi merebut kemerdekaan bangsaku Indonesia
juga kaum penjajah banyak yang tewas di ujung golok dan bambu
runcing putera puteri bangsaku
Berkat
penyertaan Tuhan Yang Maha Esa….
Tercapailah
kemerdekaan Indonesia
dan
diproklamirkan tahun 1945
Banyak
pejuang yang masih ada
dan masih
hidup di masa kini
Walaupun
usia semakin lanjut dan pikun tetapi,
semangat
juang mereka masih tinggi
Karena
melihat dan memperhatikan
keberadaan
anak bangsa di masa kini
Kebanyakan
anak bangsa
yang tidak
mengalami pahit getirnya berjuang
Pada waktu
merebut kemerdekaan di tangan penjajah
Banyak di
antara mereka bersifat acuh tak acuh bahkan tidak percaya
Kepada para
pejuang yang masih ada
dan masih
hidup karena sudah pikun
Generasi
anak bangsa
di masa kini
tinggal mengecap hasil perjuangan
para pejuang
dan para pahlawan
yang kini
tinggal tulang belulang bercampur debu tanah
Tapi darah
mereka
yang telah
membasahi bumi pertiwi Indonesia
berseru,
“Hai nak bangsaku di masa kini
kamu bebas
menuntut ilmu setinggi-tingginya
Kamu
berusaha hingga menjadi kaya raya,
kebebasannya
adalah jerih payah kami
Oleh karena
itu, kenangilah kami
yang tinggal
tulang belulang bercampur debu
Hormatilah
para pejuang yang masih hidup dan mumpung masih ada
Bangsa yang
besar dan telah merdeka, seperti bangsa Indonesia
Wajar
menghormati para pejuangnya serta mengenang
dan
menghormati para pahlawannya
Indonesia
telah merdeka, tapi perjuangan belum selesai
Gangguan
keamanan, korupsi, mementingkan diri sendiri
Masih
mewarnai kemerdekaan Indonesia di masa kini
Kemerdekaan
Indonesia yang diperjuangkan
oleh pejuang
dan para pahlawan bangsa
Kemerdekaan
yang aman, damai dan sentosa
Bersatu kita
teguh, bercerai kita runtuh
Itulah
pedoman akhir kemerdekaan Indonesia
Pupuklah
persatuan bangsa kita
dan kesatuan
bangsa dalam mengisi kemerdekaan Indonesia
Tingkatkanlah
dan aplikasikanlah “Bhineka Tunggal Ika”
negera
kesatuan republik Indonesia
Jadilah Pahlawan Rohani
Dunia semakin tua kejahatan manusia semakin bertambah
Teguran Allah terhadap dunia dan manusia ciptaannya
semakin tidak dihiraukan lagi
Gempa bumi, letusan gunung api, tsunami,
puting beliung, hujan lebat, penyakit sampar, krisis ekonomi,
hilang kepercayaan masyarakat terhadap pemimpin,
kasih manusia terhadap sesama semakin berkurang,
terlebih kepada Allah pencipta
Tuaian Allah terhadap dunia sebagai
ladangnya semakin dekat
Pekerja-pekerja ladang di dunia ini
sudah sangat dibutuhkannya
Tuaiannya sangat besar, tetapi
pekerjanya semakin sedikit
Karena banyak pekerja yang hanya
menggembalakan
dirinya sendiri
Para pendeta, guru agama,
pelayan-pelayan khusus, komisi
kerja
adalah harapan Allah
bekerja giat, rajin dan tekun
bekerja di ladangnya
Bangunlah dan jangan tidur………!
Saatnya sudah dekat…..tuaian besar tetapi pekerja hanya
sedikit
Pakailah olehmu selengkap senjata Allah, yaitu firman Allah
Beritakanlah firman Allah!
Baik waktunya atau tidak baik waktunya
Karena telah tiba saatnya…
Orang tidak dapat lagi menerima
ajaran sehat
Mereka mengumpulkan guru-guru palsu
mereka
serta membuka dongeng-dongeng
Kata-kata mereka sangat menarik serta masuk akal
Tetapi…bagaikan ular berbisa
Waspadalah kepada mereka itu, karena mereka itu
penuh dengan hawa nafsu duniawi
Dan pada akhirnya mereka menjerumuskan kita
kepada kebinasaaan yang kekal
Hai pekerja di ladang Tuhan!
Ingatlah dan camkanlah itu……
Kamu akan ku utus ke tengah-tengah serigala
Kamu akan dibenci oleh semua orang,
dikucilkan bahkan dipenjarakan
Bahkan ada yang sampai dibunuh
karena pemberitaan firman Allah
Jangan takut dan jangan tegar hati!
“Bagi mereka itu yang dapat membunuh tubuh,
tetapi tak berkuasa membunuh jiwa
Aku Tuhan pencipta dan pemilik dunia dan manusia”
Semua hamba-hambaku yang setia,
rajin dan taat kepada Allah Pencipta
Jerih payahmu di dunia tidaklah sia-sia
Apa yang engkau ikat di dunia ini
akan terikat di surga
Apa yang engkau lepaskan dan
lalaikan
di dunia ini akan terlepas di surga
Kamu akan ku jadikan
pahlawan-pahlawan rohani
Upahmu mahkota kemuliaan dan
keselamatan
yang kekal selama-lamanya telah
tersedia untukmu
Ketahuilah aku akan datang segera!
Bahwa sesungguhnya aku akan datang
membawa upahku bagi mereka
yang telah berbuat baik atau itu jahat
Dibuatnya di dalam terang maupun di dalam gelap
Ora et labora, maranatha, Imanuel.
Gema Menjelang Natal
Zaman beredar alam berputar….
hari berganti hari, bulan berganti bulan,
tahun berganti tahun
waktu berlalu terus bergulir….berlalunya waktu terburu-buru
Lagu-lagu
natal mulai terdengar berkumandang di udara
pertanda natal
kan tiba
terlihat di sana-sini kelap kelip
lampu hias natal dengan warna-warni
menghiasi rumah-rumah dan
gedung-gedung gereja
Bulan Desember adalah pertanda perjalanan tahun akan berakhir
Tetapi…sayang di balik sayang, bila kita menoleh ke belakang…
Perjalanan kita di tahun 2010 yang tidak lama lagi berakhir
ini
Penuh kenangan yang sangat mengharukan
Bencana tak
henti-hentinya dialami
gempa bumi, letusan gunung berapi
makin menjadi-jadi
mengorbankan banyak jiwa
Teror bom di mana-mana
perampokan, pencurian, bahkan pembunuhan
secara mutilasi menunjukkan
keganasan
dan kebiadaban manusia terjadi di
mana-mana
Penjualan manusia, kerusakan moral
manusia
melalui pelecehan seksual
seakan-akan menjadi budaya di masa
kini
Tindakan korupsi, kolusi
dan nepotisme yang dimulai oleh
pejabat tinggi bangsa makin menjadi-jadi
Yang kaya bertambah kaya, yang
miskin makin tertindas….
Tuhan Allah pencipta dan pemilik
dunia
dan manusia dengan kasih sayangnya
menampakkan hujan darah, hujan
belerang,
tanda-tanda ajaib di langit,
letusan gunung yang memuntahkan
awan panas dan belerang
serta gempa bumi yang dahsyat,
serta banjir tsunami, yang begitu
banyak
menelan korban manusia dan harta
benda
sebagai pertanda awas di dunia oleh
pencipta
Allah berfirman, “Bila bumi ku
pandang,
akan bergetar atau bergempa,
bila gunung ku sentuh
akan berasap atau meletus.”
Hai manusia…sadarlah engkau
terhadap tindakan
dan perbuatanmu yang mengecewakan
Tuhan pencipta?
Ataukah masih tetap berkanjang
dalam menerima segala
pernyataan tindakan kecemburuan
Allah pencipta
dan pemilik kita
dengan penghakimannya yang dahsyat
ini?
Hai manusia! Kembalilah dan
sadarlah…
“Natal Yesus Kristus adalah pembawa
damai”
Menjelang akhir tahun 2010 ini bila
kita renungkan…
Terlalu banyak pengalaman yang
menyakitkan
hanya sedikit yang menyukacitakan
Ayah, ibu, anak , saudara, sudah
mendahului kita
menjelang berakhirnya tahun 2010 ini
Mereka telah dipanggil oleh
pencipta dan pemilik kita
untuk dihindarkan dari keberingasan
dunia dan isinya
yang mempercepat datangnya
penghakiman
dan pengadilan yang Maha Kuasa.
Natal Yesus Kristus pembawa damai,
pembawa keselamatan bagi manusia
yang percaya”
Natal Yesus Kristus bukannya
persiapan pesta pora…
Natal Yesus Kristus bukannya
menyenangkan diri secara nafsu…
Natal bukanya masa berganti suami
atau isteri
atau pelecehan seksual
Tetapi…..
Natal Yesus Kristus adalah suatu
introspeksi diri dan iman
Untuk menciptkan damai dan
kebahagiaan yang sempurna
untuk mendapatkan janji kehidupan
yang kekal
baik di dunia maupun di akhirat
Hai manusia, camkanlah baik-baik
dan bertobatlah!
Karena Dia berfirman,
“Aku datang segera! Untuk membawa upahku bagi
dunia
dan manusia, untuk membalaskan
perbuatan manusia,
entah itu baik, entah itu jahat,
entah di dalam terang,
entah itu di dalam gelap.”
Hai manusia…sediakanlah jalan Tuhan
dan luruskanlah yang lekak-lekuk
yang menggambarkan hati dan
perbuatan manusia
Bersegeralah, jangan lambat
Karena kedatangannya pada kali
kedua ini
bukanmya datang untuk menyelamatkan
lagi,
tetapi datang untuk menghakimi
Sangat ngeri sekali bila jatuh di
dalam penghakiman Allah
pencipta dan berkuasa
Firmannya, “Aku yang awal dan yang
akhir
Alfa dan Omega.”
Merdeka Atau Mati
Di kala fajar menyingsing di sebelah timur…
Menandakan terbitnya matahari untuk menyinari alam persada
Dengan hati yang membara serta semangat yang berapi-api
Dengan memperhatikan kekejaman dan kekerasan kaum penjajah
Menginjak-injak harkat dan martabat bangsa Indonesia
Maju berperang dengan bersenjatakan
golok dan bamboo
runcing menentang dan menggempur
serta mengusir kaum penjajah
di bumi pertiwi Indonesia
dengan semangat yang membara,
menghadapi persenjataan kaum
penjajah yang canggih
dalam pertempuran dengan kaum
penjajah
putera-puteri bangsaku berjuang
terus tanpa pamrih
dengan tekad serta bersemboyan:
merdeka atau mati.
Banyak putera-puteri
korban di medan perang mempertaruhkan nyawa demi
kemerdekaan NKRI
Darah mengalir darah pejuang di seluruh persada Indonesia
Putera-puteri,
yang korban di medan perang,
sekarang tinggal tulang belulang bercampur debu
Walaupun kami tinggal tulang belulang
tetapi darah kami tetap menjadi saksi kemerdekaan NKRI.
Yang hasilnya sementara dikecap oleh generasi sekarang ini
Pejuang-pejuang
yang masih ada dan masih hidup
Walaupun kamu
sudah lanjut usia dan sudah kulit keriput
Bersyukurlah
kepada Yang Maha Kuasa
karena masih sempat mengecap hasil
jerih lelah
Dalam
mempertaruhkan nyawa menahan lapar dan haus
Hujan dan
panas susah atau senang
Tinggalkan
istri
dan anak serta keluarga karena
memperjuangkan
kemerdekaan NKRI
Wahai generasi sekarang ini,
apakah kamu menyadari
kemerdekaan yang kamu nikmati
adalah hasil jerih payahmu?
Mengapakah kami masih ragu
dan melecehkan para pejuang
yang mumpung hingga kini masih ada.
Walaupun mereka sudah lanjut usia
dan sudah keriput, tetapi kamu merdeka,
menuntut ilmu setinggi-tingginya,
berusaha dengan bebas hingga menjadi kaya
Beroleh jabatan yang tinggi dan kedudukan yang mewah
karena sudah merdeka
Hai generasi sekarang ini
Hormatilah para pejuangmu yang masih ada dan hidup
Serta ingatlah dan kenanglah pahlawan kemerdekaan
yang sekarang ini tinggal tulang belulang bercambur debu
Karena suatu bangsa yang besar wajib menghormati
dan menghargai para pejuang dan para pahlawannya
Kemerdekaan NKRI belum sempurna
karena masih terdapat rongrongan dari dalam dan luar
Berarti perjuangan kita belum selesai
Kami yang tinggal tulang belulang
bercampur debu dan darah kami menjadi saksi berseru
kepada perjuang yang masih hidup
bersama generasi muda sekarang ini
Teruskan,
Lanjutkanlah perjuangan kita yang suci ini
Tingkatkan persatuan dan kesatuan NKRI
dengan tekad “Maju terus pantang mundur
Merdeka atau mati
Menuju pada kemerdekaan NKRI yang sebenarnya
serta dengan prinsip sekali berjuang tetap berjuang
sekali merdeka tetap merdeka
Motto: once struggle forever struggle and once free
forever free
Pujian
Syukur Kepada Allah Atas Pertolongan dan Perlindungan
Berbahagialah orang yang menjadikan Allah
tempat perlindungan dan kota bentengnya
Dialah tempat perteduhan selama-lamanya
Walaupun aku berjalan dalam lembah kekelaman
aku tidak takut bahaya
Karena gadahMu dan tongkatMu menghibur aku,
Allahku yang ku percaya
Ya Allahku,
janganlah Engkau jauh dariku
Aku memuji-muji dengan bibir
mulutku
tentang keagungan dan keperkasaanMu
Dengan kepak sayap pengasihanMu,
Engkau berikan perlindungan
kepadaku
Aku tak usah takut kepada
musuh-musuhku,
karena senantiasa engkau menyertai
aku
Allahlah kota bentengku, kubu
pertahananku…..
Ya Tuhan, ya Allahku jadikanlah hidupku menjadi kemuliaan
dan kehormatan, karena namaMu yang agung
Engkaulah yang menopang aku
sejak dari kandungan ibuku
Engkau yang telah mengeluarkan aku dari perut ibuku,
dengan selamat sentosa
Kini aku bersukacita kerena
kebesaran dan keagunganMu
Engkau kupuji, baik siang dan
malam…
Di saat yang berbahagia ini...
merenungkan kebaikanMu padaku
hingga mencapai usia yang aku
miliki sekarang ini…
aku senantiasa memuliakanMu di
seluruh hidupku
Engkau memberitahuku melalui
firmanMu
“Masa hidup kami tujuh puluh tahun
dan kalau kami kuat, delapan puluh
tahun.
Kebanggaannya adalah penderitaan
dan kesusahan.”
Aku sangat bersyukur kepadaMu
karena aku di usia lanjut ini
Kurasa berkatMu
mengiringi perjalanan hidupku
Engkau mengaruniakan kekuatan,
kesehatan jasmani, pikiran dan keteguhan iman
“Ya Allah, ya Tuhanku…
kumohon Engkau jangan meninggalkan aku,
jangan membuang aku
Di masa tuaku dan di masa putih rambutku
Apabila kekuatanku habis
Kota bentengku, kubuh pertahanan hidupku.”
“Terpujilah Allahku untuk selama-lamanya.”
“IMANUEL”
Gema Tahun
Baru 2011
Zaman
berputar, alam beredar,
hari
berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun.
Tidak
terasa waktu bergulir terus,
seakan-akan
berlalunya terburu-buru….
Tahun 2010
yang penuh kenangan…..duka cita dan tawa
silih
berganti dialami
Bila
dikenang dan direnungkan….
sangat
menyakitkan dan sangat memiluhkan hati
Teror bom
dimana-mana, perampokkan bersenjata,
penculikkan
dan penjualan manusia,
pembunuhan
terlebih sadis lagi pembunuhan secara mutilasi
serta
pelecehan seksual makin menjadi-jadi
Korupsi,
kolusi, dan nepotisme dipraktekkan
dan dimulai
oleh pejabat-pejabat tinggi negara
Yang kaya
semakin kaya, yang miskin semakin tertindas,
yang kuat
semakin berkuasa,
masyarakat
kecil semakin terusik haknya…
Tuhan Allah
dari surga melihat ke bumi…
Apakah
masih banyak manusia berlaku adil dan jujur?
Nyatanya
….sudah banyak yang tidak jujur dan tidak adil
Semuanya
telah bejat moral
dan
menyeleweng dari keinginan kehendak Allah
Yang salah
menjadi dibenarkan, dan yang benar disalahkan
Yang
menjadi hak yang sebenarnya dikucilkan dari kebenaran
dan
keadilan yang sungguh
Penonjolan
kebenaran karena uang yang diutamakan
daripada
kebenaran dan keadilan yang sebenarnya
Allah
sangat cemburu dan murka terhadap semuanya itu…
Allah
dengan segera memerintahkan ciptaannya
yang lain
selain manusia…
Untuk
mengingatkan dan menyadarkan manusia di bumi
yang sudah
dirusakkan karena ulah manusia itu sendiri
Utusan-utusanNya
di bumi,
pendeta,
penginjil dan hamba-hambanya tidak dihiraukan lagi…
Malah
dibunuh secara sadis,
gereja dan
tempat-tempat ibadah
di bumi
dihanguskan…
Allah
segera bertindak…
Gempa bumi
yang dahsyat,
tsunami,
kecelakaan pesawat,
dan kapal
laut, kecelakaan kereta api
Dan…kendaraan-kendaraan
lainnya, semakin menjadi-jadi
di tahun
2010
Letusan-letusan
gunung-gunung api
yang
memuntahkan material dan awan panas serta gas racun
menimpa
manusia dan hewan
serta harta
benda yang dianggap manusia
sangat
berharga, kesemuanya peristiwa itu, Allah mengingatkan kita
agar kita
kembali kepadaNya
sebelum Ia
datang pada kali yang kedua
untuk
membawa upahNya di bumi
Tahun 2010
telah pergi dan lenyap,
dan tidak
pernah akan kembali lagi…
Tahun 2011
telah hadir…
Tahun 2011
adalah tahun pembawa harapan…
Natal Yesus
Kristus di tahun 2010
adalah
sesuatu persiapan diri
untuk
bertobat…melepas dan meninggalkan cara-cara hidup
yang tidak
berkenan sehingga Allah bertindak
Permulaan
tahun 2011 menunjukkan titik surya
terang
Yesus Kristus yang akan datang
Datang pada
kali yang kedua untuk membawa upahNya
bagi
manusia dan dunia
Harapan
kita Yesus Kristus akan kedua kali ini…
Untuk
membawa damai di atas bumi…
Sejahterahlah
kamu! Jangan takut!
“Tengoklah
Aku menjadikan semua baru
Lecutan
cemeti di punggungKu,
dan
penderitaanKu hingga di kayu salib,
Kutanggung
semuanya itu karena kamu
Hai manuisa
dan dunia, sadarlah dan bertobatlah dari jalanmu
yang sesat
itu.”
Karena….keselamatan
yang dari padaKu hampir akan datang…
Dan...hampir
akan dinyatakan
Amin.
Maranata. Imanuel.
Bahasa
Tetesan Air Mata
Bumi
berputar, alam beredar….
Waktu
bergulir terus, ciptaan Yang Maha Kuasa.
Dunia
semakin tua ada-ada saja yang terjadi di muka bumi ini
Negara Indonesia sejak tahun 1945,
diproklamirkan
kemerdekaan Indonesia
Pejuang
kemerdekaan Indonesia
yang telah
mempertaruhkan nyawa,
telah
bertahun-tahun mereka korban
dan
sekarang tinggal tulang-belulang bercampur debu tanah
Menjadi
pahlawan bangsa Indonesia
Para
pahlawan korban karena merebut kemerdekaan Indonesia
dari tangan
penjajah
Darah
pahlawan membasahi bumi persada Indonesia
Menjadi
kesaksian bagi kemerdekaan
negara
Indonesia hingga sekarang
Anak bangsa
kini tinggal mengecap hasil perjuangan
para pejuang
dan para pahlawan bangsa
Kini
kemerdekaan negara Indonesia, usianya semakin lanjut
Tetapi
sangat disayangkan, kemerdekaan belum
sampai pada
tujuannya
yaitu negara
Indonesia yang merdeka
lahir dan
batin, aman dan sentosa
Kami para
pahlawan bangsa Indonesia
yang telah
bertahun-tahun bercampur debu
Walaupun
kami tinggal tulang belulang,
kini kami
sangat sedih memperhatikannya
Melihat
perilaku anak-anak bangsa
di masa kini
sangat sedih memperhatikannya
Hasil
perjuangan para pejuangan
dan para
pahlawan yang telah mempertaruhkan nyawa
Seakan-akan
disia-siakan oleh anak bangsa di masa kini
Korupsi
besar-besaran kekacauan di mana-mana,
penindasan
terhadap sesama, pelecehan seksual
Penindasan
terhadap masyarakat kecil
yang kaya
menjadi lebih kaya, dan lain-lain
Semuanya
masih mewarnai kehidupan masyarakat
bangsa Indonesia yang merdeka
Tujuan
kemerdekaan Indonesia yang telah diperjuangkan
oleh
pejuang dan para pahlawan
Terciptanya
negara Indoneisa yang adil makmur
secara
lahir dan batin
Kami para
pahlawan bangsa
yang telah
bertahun-tahun bercampur debu tanah
Walaupun
kami tinggal tulang-belulang belaka….
Dari dalam
debu tanah kami menyeruhkan kepada anak bangsa…
“Hai
anak-anak bangsa dan para pejuang yang masih hidup
walaupun
sudah pikun,
kami tahu
walaupun kamu telah tua dan pikun
tetapi
semangat juang masih tinggi.”
Teruskan
perjuangan kita
dengan
semangat persatuan dan kesatuan tinggi.”
Ingatlah
dan camkanlah “Bhineka Tunggal Ika”
Hindarkan
sistem suku,
agama dan
ras karena kita adalah satu
Hai
anak-anak bangsa yang tinggal
mengecap
hasil perjuangan kami para pahlawan
Kamu bebas
menuntut ilmu setinggi-tingginya
dan menduduki
jabatan yang kamu geluti
Karena
kebebasan itu bukan jerih payah kamu
Berbahagialah
kamu sekarang ini…
hanyalah
kemerdekaan negara Indonesia
Belum pada
tujuan yang dicita-citakan oleh kita semua
Perjuangan
kita belum selesai….
Cita-cita
perjuangan bangsa Indonesia yang adil
sejahtera,
adil dan makmur lahir dan batin,
Janganlah
kita sebagai anak bangsa,
mengisi
kemerdekaan Indonesia,
Saling
gigit-menggigit, saling menjatuhkan, saling mempersalahkan…
Tetapi
marilah kita sama-sama
mengisi
kemerdekaan Indonesia itu
dengan
berlandaskan Pancasila, UUD 1945 secara murni dan tulus
Maka
tercapailah cita-cita kemerdekaan Indonesia yang sebenarnya
“Bersatu kita
teguh, bercera kita runtuh atau hancur.”
Bahasa
Tetesan Air Mata Perjuangan
Hari
berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun,
Bergulirnya
waktu itu
seakan-akan
begitu cepat dan berlalunya waktu terburu-buru
Tidak
terasa organisasi LVRI Motoling Barat,
sejak
berdirinya LVRI ranting Motoling Barat
Kabupaten
Minahasa Selatan,
pimpinan
serta anggotanya tidak sedikit mengalami
hambatan
dan rintangan
Dari dalam
maupun dari luar, silih berganti…
Berkat
tuntunan Yang Maha Kuasa,
LVRI
ranting Motoling Barat organisasi berjalan terus
Berkembang
dan berjalan lancar
demi jayanya
kemerdekaan bangsa Indonesia
Sejak
berdirinya organisasi LVRI ranting Motoling Barat
Kabupaten
Minahasa Selatan,
pemimpin
yang dipercayakan mengelolah
dan
melanjutkan perjuangan,
tidak
sedikit mengalami linangan air mata
dengan
membisu seribu kata,
menanggulangi
tantangan yang datang
bertubi-tubi
dari dalam dan luar organisasi,
kesemuanya
demi
mempertahankan
dan memperjuangkan nasib organisasi
dan
anggotanya
sebagai
pemimpin adalah panutan.
Sering
meninggalkan tanggungjawab,
tetapi
karena mengutamakan kepentingan negara
Bukannya
membiarkan keluarganya,
tetapi
karena mengutamakan kepentingan negara
Dalam organisasi
banyak menerima tantangan
terhadap
anggota-anggota
Anggota
masih kurang pengertian
terhadap
tanggungjawabnya sebagai LVRI
Dalam
setiap pertemuan, lalai melaksanakan
tanggungjawabnya
sebagai LVRI
Kesemuanya
itu menjadi tanggungjawab pemimpin
Dalam usia
empat tahun berdirinya
LVRI
ranting Motoling Barat,
beberapa
anggota LVRI Motoling Barat
Kabupaten
Minahasa Selatan
telah
berpulang kepada Yang Maha Kuasa,
berhenti
berjuang di dunia fana ini
Tetapi, walaupun
tantangan rintangan, hambatan dialami…
Pimpinan
dan anggota LVRI ranting Motoling Barat,
Kabupaten
Minahasa Selatan,
karena
berkeyakinan sebagai pejuangan
dan
mengutamakan keyakinan Tuhan Yang Maha Kuasa
Bila kita
berjuangan dengan tulus ikhlas, dihadapan manusia
terlebih
kepada khalik pencipta
LVRI
ranting Motoling,
tidak akan
sampai pada usia yang ke-empat ini
Allah
berfirman, “Jikalau kamu berjalan bersamaKu,
Aku akan
menyertai kamu.”
Firman
Tuhan serta sekalian alam berkata,
“Aku
menyertai kamu pada siang hari
dengan
tiang awan dan pada malam hari dengan tiang api.”
Dirgahayu
LVRI ranting Motoling Barat Kabupaten Minahasa Selatan.
-Si tacuisses, philosophus mansisses-
(Kalau saja
kau tetap diam, orang mungkin percaya bahwa kau bijaksana)
Kumpulan
Puisi
karya
Iswan Sual
Bermain Bola
Ajaklah aku bermain
bola teman
Ku ingin menendang
Walau hanya sekali menembus gawang
Ayolah teman beri aku kesempatan
Sungguh aku
irih melihat kalian
Berlari-lari
dalam girang
Berpacu larut
dalam juang
Ayolah teman
beri aku peluang
Dari kecil main bola tlah jadi idaman
Ingin sekali menggiring
Menirukan si Bambang
Ayolah kawan ajaklah aku kapan-kapan
Suatu saat
nanti kau keheranan
Saksikanku di
tengah lapangan
Janjiku slalu
ku pegang
Ayolah kawan
ini demi masa depan
Di lapangan belakang
Main bola telah dilarang
Katanya akan berdiri gedongan
Tempat inap penggelap uang
Ilmu Pengetahuan
Selamat pagi dunia
Tiada hal yang lebih indah
Dari membenam diri dalam lautan ilmu
Menyentuh karang-karang runyam
Memandangi
bilangan ikan-ikan
Menyalin dalam
pencahan-pecahan
Membaginya
menjadi bermacam-macam
Memperoleh
hasil yang seimbang
Dalam dunia itu pandang melapang
Rasa menjadi dalam
Menembus mega
Menggoda angkasa
Terjelajah
sungai panjang
Menyusup mikro
organisme
Terpaham
hubungan-hubungan
Mengurai
simbiosis mutualisme
Dunia ini sungguh jelita
Kian dalam ku selam tahulah tentang realita
Ia membuat aku menolak Tuhan
Juga membuat kagum pada pencipta
Pesannya:
“Aku berteriak-teriak di
lorong-lorong di muka umum pula. Barangsiapa mencariku mereka tak mudah
tertipu.”
Nilai-Nilai Telah Wafat
Nilai-nilai telah pergi
Mengembara mencari-cari
Jiwa-jiwa sejati
Tinggalkan raga yang telah mati
Kita tak
ubahnya mumi
Namun ingin
hidup lagi
Dulu, begitu mesra nilai-nilai membelai
Dimanjanya kita di atas ayunan damai
Bercanda kita beramai-ramai
Nilai berdandan gagah nampak seperti mempelai
Kita seumpama
malaikat
Terbang dengan
sayap-sayap
Nilai-nilai hilang tak berjejak
Barangkali dia telah wafat
Terperangkat oleh bangsat
Mungkin juga ia tlah terangkat
Nilai-nilai, maukah kau kembali?
Kita mulai dari awal
Ku ingin kau jadi perisai
Saat aku hampir lunglai
Kepada Leluhur Kami
Leluhur yang telah tiada
Masihkah engkau bertanya
Apa kami tetap pertahankan adat
Merancang esok nan bahagia?
Leluhur yang
di sana
Tahukah engkau
kalau turunanmu
Kini menjual
tubuh sampai ke negeri jauh
Korbankan
nurani demi mobil baru?
Leluhur yang telah tiada
Ku rindu masa-masa dulu
Hilang nyawa tak jadi soal
Asal kita tak dipermainkan malu
Leluhur yang
di sana
Manis dikenang
waktu kita disebut alifuru
Tapi kita
terapkan Mapalus
Tewaspun tak
apa yang penting kita bersatu
Leluhur kami Toar dan Lumimuut
Sekiranya boleh jenguk kami sekali-kali
Pun hanya dalam mimpi
Kami pasti berani berdiri
Leluhur kami
Toar dan Lumimuut
Ingatkan kami
supaya tidak korupsi
Jauhkan kami
dari selisih
Ikatlah kami
dengan tali suci
Biarlah kami seperti Manguni
Orang Minahasa sejati
Kita Buat Anak-Anak Kita Bangga
Wahai orang muda
Kita ini pemegang tongkat estafet
Pewaris kebudayaan penerus kebanggaan
Di tangan kita, itu semua tercatat
Kita cipta sejarah
Kita buat anak-anak kita bangga
Wahai orang muda
Kita ini lascar pembela
Pelindung yang lemah penjaga martabat
Di tangan kita, itu semua terpahat
Kita harumkan bangsa
Kita buat anak-anak kita bangga
Wahai pemuda
Pantang kita menyerah pantang kita khianat
Berkobarlah semangat kita rangkul jiwa-jiwa
Di tangan kita, itu semua tersurat
Kita lawan penjajah
Kita buat anak-anak kita bangga
Wahai pemuda
Pantang kita lengah pantang kita kalah
Dobraklah dinding kebodohan
Masukilah dunia pengetahuan
Di tangan kita, itu semua termaktub
Kita bangun dunia
Kita buat anak-anak kita bangga
Di kamar
ini
Di kamar ini aku bermimpi
Tentang hari depan nan penuh misteri
Hari depan tersembunyi
Tersingkap oleh imajinasi
Walau tak tertata
Dari sini aku mulai berharap
Sendirian tertawa-tawa
Menengok dunia nyata
Di kamar ini ku gores tinta
Mencipta karya nan indah
Bukan karna ingin kaya
Hanya demi idealism semata
Walau di mana-mana debu
Dari sini ku lepas semua pilu
Memetik masa lalu
Memanennya saat matang penuh
Di kamar ini ku lepas penat
Menghempas kabut pekat
Menekuni kitab berbab-bab
Agar dengan-Nya aku dekat
Kamar ini adalah alasan
Tempatku membangun harapan
Merancang angan
Tuk menggapai bintang-bintang
Kekasih
Hatiku
Sendirian aku di sini
Merenung dan mengenang
Kebersamaan yang pernah tercipta
Terucap dari bibir “Oh sungguh indah”
Rindu padamu seumpama
Rindu ombak akan pantai
Ingin bertemu
Saling mencumbu
Kekasih hatiku
Hadirlah dalam mimpiku
Biar semua insan cemburu
Jelajah laut biru
Engkau laksana embun
Tiap waktu memberi sejuk
Engkau laksana api
Memberi hangat dalam dingin
Kekasih hatiku
Dalam dekapmu aku tentram
Dalam pelukmu aku nyaman
Tak ingin aku semua ini berlalu
Jadilah kekasihku sepanjang waktu
Menerangi gelap hari-hariku
Jadilah nafasku dalam paru-paru
Hingga aku terus hidup
Aku kan menjelma matari
Dikalau kau benih baru
Menjelma jadi air
Menyiramimu
Supaya kau tak pernah mati
Aku kan berubah madu
Ketika kau lahir s’bagai kupu-kupu
Kekasih hatiku
Cintamu janganlah berlalu
Sinonsayang
Saat jendela kamar terbuka
Pagi-pagi kepadamu kukirim
Kekaguman
Dalam hati kataku
“Keberadaanmu adalah bukti adanya Dia. Tak mungkin
keteraturan dan kesemrawutan ini adalah kebetulan.”
Menunggu
Waktu takkan terasa berlalu
Bila takdirku adalah menunggumu
Menunggumu hingga kau mau
Terpisah jauh
taklah mengapa
Asal di sana
kau tetap setia
Setia pada
cinta
Demi hari
depan kita
Bagiku,
singkat dan panjangnya waktu
Jikalau cinta s’mua itu tak ada pengaruh
2012
2012, tahun kiamat
Itulah tutur orang tak berkhimat
Bikin kita tersesat
Berdiam diri. Berhenti berupaya
2012, tahun
rahmat
Seperti itulah
kita berharap
Agar selamat
Berjingkrak-jingkrak
gembira dalam bahagia
2012, masih rahasia
Rancanglah cita-cita untuk nusa bangsa
Isi hari-hari dengan rupa-rupa karya
Semoga hari tua terhindar sengsara
2012, tahun
naga menurut almanak Cina
Cintailah alam
jauhkan bencana
Tanamlah pohon
berjuta-juta
Di hari depan
kita bernafas lega
Ibu
Ibu,
Belum lama aku terlelap
Engkau telah terjaga
Menolak datangnya surya
Cukupkah engkau tidur?
Ibu,
Semua yang kau masak
Dilahap kami khatam hilang jejak
Perut jadi buncit badan bertenaga
Cukupkah engkau makan?
Ibu,
Aku masih bujangan
Masih numpang
Pakaian engkau yang cucikan
Tidak beratkah kau terbeban?
Ibu,
Harga sembako kian membumbung
Tariff dasar listrik laksana gunung
Anak perempuanmu masih
sekolah
Tapi telah bunting
Tidak inginkah kau merintih?
Dengan
Membaca
Dengan membaca
Aku bisa berkelana
Mengunjungi pantai Kuta
Menyentuh lekuk-lekuk eksotis Borobudur
Memanjat patung Liberti di Amerika
Dengan membaca
Aku mencicipi spageti
Meneguk anggur terbaik Eropa
Membeli pakaian kelas atas di Paris
Melihat para sineas beraksi di Hollywood
Dengan membaca
Aku bisa membuang abu di sungai Gangga
Mendaki hingga puncak
Himalaya
Berenang puas di Antartika
Bertemu Leon Trotsky di Rusia
Dengan membaca
Aku pura-pura tersesat dalam hutan Amazon
Bersenandung di ujung Zion
Bergabung dalam tim Indiana Jones
Mencari benda magis
Dan menemu harta karun
Dengan membaca
Aku mengecap singkat panas api neraka
Bermanja pada pangkuan Tuhan di surga
Kesendirian
Tak ada lawan bicara
Waktu berjalan terus
Muncul rasa bosan
Hanya berteman kebisuan
Mulut berkarat terasa pahit
Telinga berdesing dalam senyap
Mata membelalak
Melihat langit-langit
Tak tahu apa dibuat
Mencoba menyelidik
Buku ber-rak-rak
Tak satupun menarik minat
Aha! Baiknya ku tulis sajak
Sajak mengusik hati nan penat
Sajak mengobati kerinduan
Sajak mengusir kesendirian
Tunggu Aku
Sayang
Layar telah terkembang sayang
Tak tahu kapanku pulang
Sapu tanganku tetaplah kau simpan
Biarlah itu jadi kenangan
Iringlah aku denga harapan
Hentarlah dengan senyuman
Agar aku sampai tujuan
Agar terkejar semua impian dan angan
Sabarlah sayang
Tunggu aku pulang
Hatimu jangan kau lunturkan
Ingatlah juangku di perantauan
Pandanglah bulan saat malam
Bicaralah pada bintang-bintang
Kukirim mereka padamu jadi teman
supaya kau riang walau sendirian
Pujian
perawan
Aku tersanjung hari ini kawan
Katanya puisiku membuah kesan
Menyentuhnya ke dalam
Serasa terbang aku hingga awan
Tak terkata isi hati ini kawan
Katanya puisiku buat dia tertawan
Duhai kawan! Ia itu elok rupawan
Insan mana tak tenggelam
Marilah saksikan kawan
Ikutlah aku bertemu si perawan
Biarlah kau lihat si jelita tak ada
tandingan
Biar kau lihat ku beri dia cincin
tunangan
Ayolah kawan
Kelak ke cucu-cucu kau ceritakan
Tentang juang
Pemuda yang tak lekang
Untung Ada Dia
Melihat mereka,
Nafasku tak menentu
Dalam hati berseru-seru
Berharap beroleh petunjuk
Aku jatuh lemas tertunduk
Kalau hari ini begini,
Bagaimana nanti?
Serasa ku tak kuat lagi
Mereka tentu tertawa bila aku pergi
Untung ada dia
Dia buatku lupa smua lara
Walau tak tak berlangsung lama
Dia seumpama oase di tengah gurun
Memberi kelegaan saat hujan tak pernah turun
Untung ada dia
Walau tersiksa dalam neraka
Dikirimnya aku bunga
Demi melihatku tersenyum dan tertawa
Sajak Untuk Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
(untuk alm. Jetje Rawung)
Tadi malam aku terhenyak dengar kabar
Tentang kelam yang datang
Lonceng berdentang
melingkupi desa
“Ibu guru kita telah berpulang ke alam baka.”
Padahal
kemarin engkau masih lincah
Menari-nari di
depan siswa
Menuangkan
makna-makna indah
tentang cita untuk bangsa
kini kau t’lah tiada, pahlawan
tanpa tanda jasa
Ibu guru, kenapa begitu lekas?
Kecewakah engkau karena kami tak menjadi
Seperti yang kau harap?
Sedihkah engkau karena didikkanmu
Tak jadi nyata dalam tiap langkah?
Sungguh, di
kala engkau mengajariku baca
Agar kelak aku
bisa melalangbuana
Jauh-jauh
menembus cakrawala
Sungguh, ketika engkau bercerita
Tentang Amerika, Eropa, negeri-negeri nun jauh di sana
Engkau berkata,
“Kejar impianmu, nak.
Kejar impianmu sampai ujung bumi.”
Dan engkau benar
Engkaulah guruku yang tak pernah berdusta
Bahkan demi kami kau mau menderita
Ibu guru,
lihat! Lihat! Langit pun mendung
Tak rela kau
pergi menghilang di awan-awan
Langit pun
ingin diajar bagaimana membaca
Menulis,
bersikap jujur,
menjadi panutan dalam tindak dan
tutur
Puluhan tahun keringatmu mengalir
Tapi tak satu pun kami sadar
Tak terkira peluh-peluh terkuras habis
Tak satu pun kami insaf
Ibu guru,
melihatmu terbujur kaku
Seakan harapan
kami ikut pupus
Berat rasanya
kami ditinggal
Berat rasanya
menerima kenyataan
Kaulah yang mengajarku menghitung
Menghitung bintang gemintang di angkasa
Kini kutahu kenapa
Kenapa aku mesti menghitung benda langit
Yang antah berantah berapa jumlahya
Kau ingin kami
menjadi bijaksana
Laksana Ganesa
tak surut meski telah rentah
Kau ingin kami
bahagia
Sebahagia
orang yang sejatinya bahagia
Kini kau telah tiada
Yang tinggal hanya pesona merona
Yang membekas hanya semangatmu yang tak patah
Tak lekang oleh waktu. Tak bisa punah
Malu kami
mengangkat muka
Kami yang muda
mengaku t’lah tua
Kami yang
masih bau kencur
Merasa sudah
usur berumur
Ibu guru, jasadmu akan terkubur
Tetapi semangat juangmu dalam sanubari
Takkan pernah luntur
Meski waktu terus gugur
Dalam hati
terukir dengan tinta emas
“Di kampung
kami, pernah hidup seorang wanita
yang tegas,
Yang selalu
bekerja keras.”
Ibu guru, jasamu tak sanggup kami balas
Hanya harap kami kirimkan ke atas
Selamat jalan ibu
Ingatlah kami bila olehNya kau telah dipangku
Senin Kelabu
(untuk alm. Jetje Rawung)
Senyum dan tawa terlukis indah
Pada wajah wanita yang tak lagi muda
Saban hari bercita menata bangsa
Mengirim harap menembus mega
Siapakah dia?
Masihkah ada
orang seperti itu?
Bukan sedikit peluh yang tercurah
Tenaga yang terkuras
Otak berkali-kali diperas
Hingga reyot melemas
Siapakah dia?
Masih adakah
orang begitu?
“Nak, belajarlah tak kenal waktu,
Terbanglah ke tempat yang kau tuju
Raih bintang gemintang
Sehingga tidak enteng kau dipandang.”
Kata-kata
siapakah itu?
Masih adakah
orang yang bicara begitu?
Lihat, siapa yang telah
Terbujur kaku disana?
Dalam diam dia bicara
Ingatkan kita tentang cita tuk nusa
Lihat! Dia
telah berhenti berdendang
Tidak lagi
menari atau menulis satu iota pun pada papan
Padahal semua
itu masih kami rindukan
Semua itu
telah hilang
ditelan menjelang Senin malam
Lihat! Lihat! Langit itu mendung
Perlambang dia juga kehilangan
Kehilangan bintang gemintang gemerlapan
Namun oleh kita sebelah mata dipandang
Ibu guru,
kepada yang kuasa
Telah
kukirimkan pesan
“Jemputlah
sang bintang tak berpantang,
Belailah dia
di atas pangkuan.”
Ibu guru, selamat jalan
Kepergianmu telah terbungkus kasih Tuhan
Semangat juangmu kan selalu kami kenang
Sebab bekal-bekalmu telah dikandung badan
Selamat jalan
ibu guru
Inilah kami
hendak mengantarmu
Pergilah kau
dengan iringan merdu
Damailah
selalu di tempat yang kau tuju
Tidak ada komentar:
Posting Komentar